KONSEP KEPERAWATAN GERONTIK
1. Pengertian Keperawatan Gerontik
a.
Aging ( proses menua )
Aging adalah
proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun
sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.Keadaan itu cenderung berpotensi
menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus
pada lansia. Masalah kesehatan jiwa lansia termasuk juga dalam masalah
kesehatan yang dibahas pada pasien-pasien Geriatri dan Psikogeriatri yang
merupakan bagian dari Gerontologi, yaitu ilmu yang mempelajari segala aspek dan
masalah lansia, meliputi aspek fisiologis, psikologis, sosial, kultural,
ekonomi dan lain-lain (Depkes.RI, 1992:6).
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho, 2000).
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho, 2000).
b.
Gerontology
Gerontology
adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek menua (KOZIER, 1987). Gerontology
adalah cabang ilmu yang mempelajarai proses menua dana masalah yang mungkin
terjadi pada lanjut usia (MILLER, 1990). Gerontologi adalah cabang ilmu yang
membahas/menangani tentang proses penuaan dan masalah yang timbul pada orang
yang berusia lanjut.
c.
Geriatri
Geriatri berasal
dari kata Geros = lanjut usia dan Eatrie- = kesehatan /medical. Geriatric
adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang penyakit pada lanjut
usia. Geriatric adalah ilmu yang mempelajari proses menjadi tua pada manusia
serta akibat-akibatnya pada tubuh manusia. Dengan demikian jelaslah bahwa objek
dari geriatric adalah manusia lanjut usia.
d.
Gerontik Nursing ( keperawatan gerontik
)
Keperawatan
gerontik adalah suatu pelayanan profesional yang berdasarkan ilmu dan kiat/tekhnik
keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosial-spritual dan kultural yang holistic
yang ditujukan kepada klien lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkat
individu,
keluarga,
kelompok, dan masyarakat Gerontology nursing adalah ilmu yang mempelajari
tentang perawatan pada lansia (KOZIER, 1987).
2.
Trend dan Issue keperawatan Gerontik
A.
Fenomena Demografi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan
dampak positif terhadap kesejahteraan yang terlihat dari angka harapan hidup
(AHH) yaitu :
·
AHH
di Indonesia tahun 1971 : 46,6 tahun.
·
AHH
di Indonesia tahun 2000 : 67,5 tahun.
Sebagaimana dilaporkan oleh Expert
Committae on Health of the Erderly: Di Indonesia akan diperkirakan beranjak
dari peringkat ke sepuluh pada tahun 1980 ke peringkat enam pada tahun 2020, di
atas Brazil yang menduduki peringkat ke sebelas tahun 1980.
Pada tahun 1990 jumlah penduduk yang
berusia 60 tahun kurang lebih 10 juta jiwa/ 5.5% dari total populasi
penduduk.Pada tahun 2020 diperkirakan meningkat 3x,menjadi kurang lebih 29 juta
jiwa/11,4% dari total populasi penduduk (lembaga Demografi FE-UI-1993).
Dari hasil tersebut diatas terdapat hasil yang mengejutkan
yaitu:
1.
62,3% lansia di Indonesia masih
berpenghasilan dari pekerjaannya sendiri.
2.
59,4% dari lansia masih berperan
sebagai kepela keluarga.
3.
53% lansia masih menanggung beban
kehidupan keluarga.
4.
Hanya 27,5% lansia mendapat
penghasilan dari anak atau menantu.
|
B. Permasalahan Pada Lansia
1.
Permasalahan Umum
a)
Makin besar jumlah lansia yang
berada di bawah garis kemiskinan.
b)
Makin melemahnya nilai kekerabatan
sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut kurang diperhatikan,dihargai dan
dihormati.
c)
Lahirnya kelompok masyarakat
industry.
d)
Masih rendahnya kuantitas dan
kualitas tenaga profesional pelayanan lanjut usia.
e)
Belum membudaya dan melembaganya
kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia.
2.
Permasalahan Khusus
a)
Berlangsungnya proses menua yang
berakibat timbulnya masalah baik fisik,mental maupun sosial.
b)
Berkurangnya integrasi sosial usila.
c)
Rendahnya produktifitas kerja
lansia.
d)
Banyaknya lansia yang
miskin,terlantar dan cacat.
e)
Berubahnya nilai sosial masyarakat
yang mengarah pada tatanan masyarakat individualistik.
f)
Adanya dampak negatif
dari proses pembangunan yang dapat mengganggu kesehatan fisik lansia.
C.
Fenomena Bio-psico-sosio-spiritual
dan Penyakit Lansia
1.
Penurunan fisik
2.
Perubahan mental
3.
Perubahan-perubahan Psikososial
Karakteristik
Penyakit pada Lansia:
1.
Penyakit sering multiple,yaitu
saling berhubungan satu sama lain.
2.
Penyakit bersifat degeneratif yang
sering menimbulkan kecacatan.
3.
Gejala sering tidak jelas dan
berkembang secara perlahan.
4.
Sering bersama-sama problem
psikologis dan sosial.
5.
Lansia sangat peka terhadap penyakit
infeksi akut.
6.
Sering terjadi penyakit iatrogenik.
Hasil Penelitian Profil Penyakit Lansia di 4 Kota
(Padang,Bandung,Denpasar dan Makassar) sbb:
1.
Fungsi tubuh yang dirasakan menurun
: penglihatan (76,24%),daya ingat (69,39%),seksual
(58,04%),kelenturan(53,23%),gigi dan mulut (51,12%).
2.
Masalah kesehatan yang sering muncul
: sakit tulang atau sendi (69,39%),sakit kepala (51,15%),daya ingat menurun
(38,51%),selera makan menurun (30,08%),mual/perut perih (26,66%),sulit tidur
(24,88%),dan sesak nafas (21,28%).
3.
Penyakit kronis : rematik
(33,14%),darah tinggi (20,66%),gastritis (11,34%),dan jantung (6,45%).
D. Masalah
Kesehatan Gerontik
1.
Masalah kehidupan seksual
Adanya anggapan bahwa semua
ketertarikan seks pada lansia telah hilang adalah mitos atau kesalahpahaman.
(parke, 1990). Pada kenyataannya hubungan seksual pada suami isri yang sudah
menikah dapat berlanjut sampai bertahun-tahun. Bahkan aktivitas ini dapat
dilakukan pada saat klien sakit aau mengalami ketidakmampuan dengan cara
berimajinasi atau menyesuaikan diri dengan pasangan masing-masing. Hal ini
dapat menjadi tanda bahwa maturitas dan kemesraan antara kedua pasangan
sepenuhnya normal. Ketertarikan terhadap hubungan intim dapat terulang antara
pasangan dalam membentuk ikatan fisik dan emosional secara mendalam selama
masih mampu melaksanakan.
2.
Perubahan prilaku
Pada lansia sering dijumpai terjadinya
perubahan perilaku diantaranya: daya ingat menurun, pelupa, sering menarik
diri, ada kecendrungan penurunan merawat diri, timbulnya kecemasan karena
dirinya sudah tidak menarik lagi, lansia sering menyebabkan sensitivitas
emosional seseorang yang akhinya menjadi sumber banyak masalah.
3.
Pembatasan fisik
Semakin lanjut usia seseorang, mereka
akan mengalami kemunduran terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat
mengakibatkan penurunan pada peranan – peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan
pula timbulnya ganggun di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat
meningkatkan ketergantunan yang memerlukan bantuan orang lain.
4.
Palliative care
Pemberian obat pada lansia bersifat palliative
care adalah obat tersebut ditunjukan untuk mengurangi rasa sakit yang
dirasakan oleh lansia. Fenomena poli fermasi dapat menimbulkan masalah, yaitu
adanya interaksi obat dan efek samping obat. Sebagai contoh klien dengan gagal
jantung dan edema mungkin diobatai dengan dioksin dan diuretika. Diuretik
berfungsi untu mengurangi volume darah dan salah satu efek sampingnya yaitu
keracunan digosin. Klien yang sama mungkin mengalami depresi sehingga diobati
dengan antidepresan. Dan efek samping inilah yang menyebaban ketidaknyaman
lansia.
5.
Pengunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan
perhatian yang khusus dan merupakan persoalan yang sering kali muncul
dimasyarakat atau rumah sakit. Persoalan utama dan terapi obat pada lansia
adalah terjadinya perubahan fisiologi pada lansia akibat efek obat yang luas,
termasuk efek samping obat tersebut. (Watson, 1992). Dampak praktis dengan
adanya perubahan usia ini adalah bahwa obat dengan dosis yang lebih kecil
cenderung diberikan untuk lansia. Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia
sering kali menderita bermacam-macam penyakit untuk diobati sehingga mereka
membutuhkan beberapa jenis obat. Persoalan yang dialami lansia dalam pengobatan
adalah :
a.
Bingung
b.
Lemah ingatan
c.
Penglihatan
berkurang
d. Tidak bias
memegang
e.
Kurang memahami
pentingnya program tersebut unuk dipatuhi
f.
Kesehatan
mental.
E. Upaya Pelayanan
Kesehatan terhadap Lansia
Upaya pelayanan kesehatan terhadap
lansia meliputi azas, pendekatan, dan jenis pelayanan kesehatan yang diterima.
1.
Azas
Menurut WHO (1991) adalah to Add life
to the Years that Have Been Added to life, dengan prinsip kemerdekaan
(independence), partisipasi (participation), perawatan (care), pemenuhan diri
(self fulfillment), dan kehormatan (dignity). Azas yang dianut oleh
Departemen Kesehatan RI adalah Add life to the Years, Add Health to Life, and
Add Years to Life, yaitu meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan
kesehatan, dan memperpanjang usia.
2.
Pendekatan
Menurut World Health Organization
(1982), pendekatan yang digunakan adalag sebagai berikut :
a.
Menikmati hasil
pembangunan (sharing the benefits of social development)
b.
Masing-masing
lansia mempunyai keunikan (individuality of aging persons)
c.
Lansia
diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence)
d. Lansia turut
memilih kebijakan (choice)
e.
Memberikan
perawatan di rumah (home care)
f.
Pelayanan harus
dicapai dengan mudah (accessibility)
g.
Mendorong
ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging the aging)
h.
Transportasi
dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia (mobility)
i.
Para lansia
dapat terus berguna dalam menghasilkan karya (productivity)
j.
Lansia beserta
keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self help care and family care)
3.
Jenis
Jenis pelayanan kesehatan terhadap
lansia meliputi lim upaya kesehatan, yaitu Promotif, prevention,
diagnosa dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan, serta pemulihan.
a.
Promotif
Upaya promotif juga merupakan proses
advokasi kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga profesional dan
masyarakat terhadap praktek kesehatan yang positif menjadi norma-norma sosial.
Upaya perlindungan kesehatan bagi
lansia sebagai berikut :
1) Mengurangi cedera
2) Meningkatkan
keamanan di tempat kerja
3) Meningkatkan
perlindungan dari kualitas udara yang buruk
4) Meningkatkan
keamanan, penanganan makanan dan obat-obatan
5) Meningkatkan
perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut.
b.
Preventif
1) Mencakup
pencegahan primer, sekunder dan tersier. Contoh pencegahan primer : program
imunisasi, konseling, dukungan nutrisi, exercise, keamanan di dalam dan sekitar
rumah, menejemen stres, menggunakan medikasi yang tepat.
2) Melakukakn
pencegahan sekuder meliputi pemeriksaan terhadap penderita tanpa gejala. Jenis
pelayanan pencegahan sekunder: kontrol hipertensi, deteksi dan pengobatan
kanker, skrining : pemeriksaan rektal, mamogram, papsmear, gigi, mulut.
3) Melakukan
pencegahan tersier dilakukan sesudah gejala penyakit dan cacat. Jenis pelayanan
mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilisasi rehabilitasi, medukung usaha
untuk mempertahankan kemampuan anggota badan yang masih berfungsi.
c.
Rehabilitatif
4.
Prinsip Pelayanan Kesehatan Lansia
a.
Pertahankan
lingkungan aman
b.
Pertahankan
kenyamanan, istirahat, aktifitas dan mobilitas
c.
Pertahankan
kecukupan gizi
d. Pertahankan
fungsi pernafasan
e.
Pertahankan
aliran darah
f.
Pertahankan
kulit
g.
Pertahankan
fungsi pencernaan
h.
Pertahankan
fungsi saluran perkemihaan
i.
Meningkatkan
fungsi psikososial
j.
Pertahankan
komunikasi
k.
Mendorong
pelaksanaan tugas
F. Hukum dan
Perundang-undangan yang Terkait dengan Lansia
- UU No. 4 tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan bagi Orang Jomp.
- UU No.14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
- UU No.6 tahun 1974 tentang Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial
- UU No.3 tahun 1982 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
- UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
- UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
- UU No.4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman
- UU No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera
- UU No.11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun
- UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan
- PP No.21 tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera
- PP No.27 tahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan Kependudukan
- UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia (tambahan lembaran negara Nomor 3796) sebagai pengganti UU No.4 tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan bagi Orang Jompo.
UU No. 13 tahun 1998 ini berisikan antara lain :
a.
Hak, kewajiban,
tugas, serta tanggung jawab pemerintah, masyarakat, dan kelembagaan.
b.
Upaya
pemberdayaan
c.
Upaya peningkatan
kesejahteraan sosial lansia potensial dan tidak potensial
d.
Pelayanan
terhadap lansia
e.
Perlindungan
sosial
f.
Bantuan sosial
g.
Koordinasi
h.
Ketentuan
pidana dan sanksi administrasi
i.
Ketentuan
peralihan
Beberapa undang-undang yang perlu
disusun adalah :
- UU tentang Pelayanan Lansia Berkelanjutan (Continum of Care)
- UU tentang Tunjangan Perawatan Lansia
- UU tentang Penghuni Panti (Charter of Resident’s Right)
- UU tentang Pelayanan Lansia di Masyarakat (Community Option Program)
G. Peran Perawat
Berkaitan dengan kode etik yang harus diperhatikan oleh
perawat adalah :
- Perawat harus memberikan rasa hormat kepada klien tanpa memperhatikan suku, ras, gol, pangkat, jabatan, status social, maslah kesehatan.
- Menjaga rahasia klien
- Melindungi klien dari campur tangan pihak yang tidak kompeten, tidak etis, praktek illegal.
- Perawat berhak menerima jasa dari hasil konsultasi danpekerjaannya
- Perawat menjaga kompetesi keperawatan
- Perawat memberikan pendapat dan menggunakannya. Kompetei individu serta kualifikasi daalm memberikan konsultasi
- Berpartisipasi aktif dalam kelanjutanyaperkembangannya body of knowledge
- Berpartipitasi aktif dalam meningkatan standar professional
- Berpatisipasi dalam usaha mencegah masyarakat, dari informasi yang salah dan misinterpretasi dan menjaga integritas perawat
- Perawat melakukan kolaborasi dengan profesi kesehatannya yang lain atau ahli dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat termasuk pada lansia.
H. Program
Pemerintah dalam Meningkatkan Kesehatan Lansia
Contoh upaya pemerintah di negara maju
dalam meningkatkan kesehatan masyarakatnya, diantaranya adanya medicare dan
medicaid. Medicare adalah program asuransi social federal yang dirancang untu
menyediakan perawatan kesehatan bagi lansia yang memberikan jaminan keamanan
social. Medicare dibagi 2 : bagian A asuransi rumah sakit dan B asuransi medis.
Semua pasien berhak atas bagian A, yang memberikan santunan terbatas untuk
perawatan rumah sakit dan perawatan di rumah pasca rumah sakit dan kunjungan
asuhan kesehatan yang tidak terbatas di rumah. Bagian B merupakan program
sukarela dengan penambhan sedikit premi perbulan, bagian B menyantuni secara
terbatas layanan rawat jalan medis dan kunjungan dokter. Layanan mayor yang
tidak di santuni oleh ke dua bagian tersebut termasuk asuhan keperwatan tidak
terampil, asuhan keperawatan rumah yang berkelanjutan obat-obat yang
diresepkan, kaca mata dan perawatan gigi. Medical membayar sekitar biyaya
kesehatan lansia (U.S Senate Committee on Aging, 1991).
Medicaid adalah program kesehatan yang
dibiayai oleh dana Negara dan bantuan pemerintah bersangkutan. Program ini
beredar antara satu
Negara dengan lainya dan hanya diperuntukan bagi orang tidak mampu. Medicaid merupakan
sumber utama dana masyarakat yang memberikan asuhan keperawatan di rumah bagi
lansia yang tidak mampu. Program ini menjamin semua layanan medis dasar dan
layanan medis lain seperti obta-obatan, kaca mata dan perawatan gigi.
Adapun program kesehatan masyarakat
yang ada di Indonesia yang diperuntukkan khusunya bagi lansia adalah JPKM
yang merupakan salah satu program pokok perawatan kesehatan masyarakat yang ada
di puskesmas sasarannya adalah yang didalamnya ada keluarga lansia.
Perkembangan jumlah keluarga yang terus menerus meningkat dan banyaknya
keluarga yang berisiko tentunya menurut perawat memberikan pelayanan pada
keluarga secara professional. Tuntutan ini tentunya membangun “ Indonesia Sehat
2010 “ yang salah satu strateginya adalah Jaminan Pemeliharan Kesehatan
Masyarakat (JPKM). Dengan strategi ini diharapkan lansia mendapatkan yang baik
dan perhatian yang layak.
I.
Pandangan Islam Tentang Lansia
Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra : 23-24
Artinya :
Dan tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan
menyembah selain dia dan hendaklah berbuat baik ibu bapakmu. Jika salah seorang
diantara keduanya atau kedua-duanya sampai usia lanjut dalam pemeliharaan, maka
jangan sekali-sekali engkau mengatakan kepada ke duanya perkataan “Ah” dan
janganlah engkau membentak mereka dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang
baik.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh
kasih sayang dan
ucapkanlah “ wahai tuhanku sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku diwaktu kecil”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar